DI MALAM ITU...
Malam, ya tempat semua orang terlelap di atas nirwana. Tapi seorang Alfa masih belum bisa terlelap. Alfa masih menatap layar yang berkilauan di atas ranjang tua. Dalam hati, Alfa bergumam dalam hati “Apa hanya aku manusia yang tidak beruntung di dunia ini? “ sambil menatap layar berkilauan itu, dia membuat sebuah argumen “Apakah Gneiss punya rasa yang sama? “ argumen itu pun terus berlanjut hingga Alfa sampai di titik saturasi untuk terlelap tidur menikmati malam yang sama dengan Gneiss. Pagi pun datang, mentari telah menampakan wajah di horizon Timur. Alfa terbangun dari tidurnya, seolah-olah dia tidak percaya dengan apa yang ia rasakan ketika malam telah usai. Alfa bergegas menuju layar berkilauan itu lagi, dengan santai dia melihat ruang di sosial media. Tiba-tiba ia merasa ada yang janggal, Gneiss memberi sebuah notifikasi yang membuat Alfa berdebar-debar. “Fa, kamu sibuk ga? Entar malam makan yuk di kedai biasanya” Alfa melihat jadwal di malam hari